Beberapa ketika lalu Cisco dikabarkan bakal merumahkan 14.000-an orang asal total 70.000-an karyawan yg tersebar di seluruh global. Kenyataannya justru lebih rendah dari ekspektasi awal.
Perusahaan jaringan personal komputer tersebut hanya memangkas tujuh persen asal total pegawainya. Jumlah itu setara menggunakan sekitar lima.500 karyawan.
Pemangkasan energi kerja itu dikarenakan Cisco ingin penekanan berinvestasi di dua area, yakni keamanan internet dan layanan komputasi berbasis cloud.
Dari perwakilan perusahaan, efisiensi energi kerja wajib dilakukan buat mengalokasikan lebih poly dana investasi ke 2 sektor tersebut.
"Pasar membutuhkan Cisco untuk berkiprah lebih cepat ke arah penemuan," istilah perwakilan perusahaan yg berbasis pada San Jose tadi.
Lebih spesifik, layanan komputasi berbasis cloud akan diarahkan buat implementasi Internet of Things (IoT) serta sentra data masa depan yg lebih ramah lingkungan.
Mandeknya bisnis jaringan
Diketahui, usaha jaringan serta router Cisco mengalami pelambatan pertumbuhan selama beberapa tahun terakhir. Hal ini ditimbulkan penurunan permintaan dari operator telekomunikasi serta kompetisi sengit dengan penyuplai lainnya.
Pada laporan terakhir, pendapatan buat usaha router Cisco menurun enam %, ad interim untuk jaringan menurun 2 persen.
Secara keseluruhan, keuntungan Cisco dilaporkan 2,8 miliar dollar AS atau setara Rp 36 triliun. Angka itu menurun sekitar 21 persen dari laba tahun sebelumnya.
Melihat mandeknya bisnis tadi, Cisco mulai merambah usaha aplikasi keamanan buat personal komputer . Cisco jua mengakuisisi 10 perusahaan yg kebanyakan menawarkan layanan berbasis cloud dalam beberapa tahun terakhir.
Bukan cuma Cisco yg mengalami kemandekan sampai wajib memangkas jumlah pekerja. Pada April lalu, Intel yang merupakan kompetitor Cisco memangkas 12.000 pekerja atau sekitar 11 persen berasal total basis pegawainya.